Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Love For Sale 2 : Akankah Menjadi Pelabuhan Cinta Terakhir?

Gambar mungkin memiliki hak cipta
Melanjutkan kisah Arini yang bekerja pada perusahaan penyedia layanan “cinta”, dengan mengganti nama belakang menjadi Chaniago, kali ini ia melabuhkan langkahnya di rumah Indra Tauhid alias Ican, pria 32 tahun berdarah Padang.

Tentu saja kedatangan Arini yang mengaku sebagai teman dekat Ican saat masih kuliah di Bandung membuat Ros, Ibu Ican, sangat senang. Betapa tidak, kekhawatiran seorang ibu melihat putra keduanya masih sendiri dan sempat terpikir bahwa Ican tak menyukai wanita, akhirnya patah. Kebahagiaan Ros dengan kehadiran Arini di rumah juga berpengaruh pada sikapnya pada Maya, istri Ndoy, abang Ican. Ros yang awalnya selalu berkata sengit pada Maya, tiba-tiba saja menjadi lembut dan perhatian.

Gambar mungkin memiliki hak cipta
Seperti yang sudah diduga sebelumnya, Ican pun akhirnya jatuh hati dengan Arini. Namun akan kah Arini memilih Ican sebagai pelabuhan hatinya yang terakhir?

Love For Sale 2 digadang-gadang akan menjadi kisah cinta paling horor dimana sang tokoh utama pria lagi-lagi “ditinggal pas lagi sayang-sayangnya” . Tapi pembuktian akan sebagus apa sih ceritanya ya harus ditunggu tanggal 31 Oktober nanti.

Gambar mungkin memiliki hak cipta
Buat saya Love For Sale 2 bergulir seperti majas hiperbola, dimana kisah seorang pria muda yang belum menikah bertemu dengan kisah orang tua nan religius yang ketakutan dengan kesendirian sang anak. Sedihnya film ini justru menyadarkan saya dengan kenyataan akan pergaulan generasi muda saat ini, yang meski melabeli diri dengan status “jomblo” namun tak pernah benar-benar sendiri karena memiliki beberapa FWB.

Tak seperti kisah Richard di film sebelumnya yang terlihat benar-benar butuh pertolongan untuk mendapatkan seorang pendamping, Ican dalam Love For Sales 2 digambarkan hidup dengan sangat bebas dimana ia begitu berani dan mudahnya membawa banyak perempuan untuk tidur di paviliun miliknya. Parahnya letak paviliun tersebut berada  tak jauh dari rumah milik sang ibu. Gimana kalau ketahuan kan?

Gambar mungkin memiliki hak cipta
Jadi kesendirian Ican disini memang merupakan jalan yang ia ambil karena tak menempatkan pernikahan sebagai prioritas utama dalam hidupnya. Jujur saja saya khawatir melihat Ican yang nampak seperti anak baik dan sopan di hadapan ibu dan saudara-saudaranya, namun menjelma seperti binatang buas yang “merusak” mangsa tanpa ampun dalam kesendiriannya. Serusak itukah pergaulan generasi muda saat ini? Ya, sebut saja saya konservatif.

Ealah dari tadi ngomongin Ican mulu sampai lupa bahas Buncun alias Bastian Steel. Karakter bapak muda yang terpaksa menikah karena pergaulan bebas ini sumpah keren sih. Saya merasa bener-bener bisa merasakan kesedihan dan kepedihan hati dari anak ketiga Bu Ros ini. Apalagi saat Buncun main gitar dengan mata sembab, duh! Nyesek cuy!

Gambar mungkin memiliki hak cipta
Sayangnya Love For Sale 2 seolah kehilangan gairah akan kisah cinta sejati yang sulit untuk didapatkan. Namun film ini justru membuat saya penasaran untuk menyimak seri pertama yang kemarin begitu ramai oleh pujian.

Kalau kamu, bagaimana pendapatnya tentang film ini? Coba ceritain di kolom komen ^_*


Judul                   : Love For Sale 2
Rilis                    : 31 Oktober 2019
Sutradara            : Andi Bachiar Yusuf
Produser             : Angga Dwimas Sasongko
Produksi              : Visenema Pictures
Durasi                 : -
Pemain               : Della Dartyan, Adipati Dolken, Verdi Solaiman, Bastian Bintang Simbolon, Ariyo Wahab, Gading Marten, Ratna Riantiarno

4 komentar untuk "Love For Sale 2 : Akankah Menjadi Pelabuhan Cinta Terakhir?"

  1. dulu ntn love for sale pertama yg gading bagus banget,,, penaasaran harus ntn yg kedua ini juga

    BalasHapus
  2. Yang pertama asli bagus, terus menuju ending si arini ini memang bikin nyesek. Nggak tau deh di film kedua, sayangnya saya belum menyempatkan nonton

    BalasHapus
  3. Jadi penasaran sama bastian di film ini. Kek mana ya aktingnya, dah lama ga liat film indonesia. Hehe

    BalasHapus