Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Darah Daging 2019 : Bukti Kasih Sebenarnya




Senang sekali rasanya kembali berkesempatan menikmati sajian hangat dari layar bioskop Indonesia, berkat lomba yang diadakan Cinemags pada akun IG mereka. Saya memang hanya sedikit beruntung, melihat jawaban yang saya kirim mepet dengan detik-detik kuis hampir berakhir. Segera saja sepulang kerja, saya meluncur ke Epicentrum, Kuningan, Jakarta.

Sinopsis

Darah Daging berkisah tentang Arya, Rahmat, dan Fikri, yang berusaha mencari jalan untuk membayar biaya operasi demi menyelamatkan nyawa sang ibu. Arya dan Rahmat sebenranya telah mencoba mengumpulkan uang dengan mengambil beberapa pekerjaan tambahan, namun dana yang dibutuhkan belum juga terkumpul. Sementara adik mereka, Fikri, baru saja lulus kuliah dan masih bekerja magang sebagai pegawai bank.

sumber : disini
Jalan berkerikil yang mereka susuri sebelumnya sudah terasa terlalu tajam, namun kini jalan itu seolah tak lagi ada. Mereka tak ingin lagi kehilangan, sedang satu-satunya peluang yang dapat dipikirkan untuk menyelamatkan sang ibu adalah dengan merampok sebuah bank. Rahmat kemudian mengajak Salim, seorang sahabat yang juga tengah dilanda kesulitan, untuk bergabung.

Empat orang amatir dan tanpa perencanaan, Salim berpikir untuk mengajak Borne yang sekaligus dapat menyediakan senjata bagi mereka. Tengah hari selanjutnya, lima orang dewasa mendatangi lokasi bank yang menjadi sasaran. Pada rencana awal yang disepakati, Arya tak ingin ada korban, namun sebuah keputusan gegabah membuat Borne melepaskan tembakan. Sayangnya, beberapa peluru menyasar dada salah satu dari mereka.

sumber : disini
Bertahun kemudian telah lewat dari kejadian perampokan bank, Salim, satu-satunya yang diceritakan berhasil bertahan, mendapat kunjungan dua orang gadis muda. Salah seorang dari mereka mengaku tengah mencari sudut pandang tambahan untuk novel yang sedang ditulisnya. Salim dan sang gadis muda terlibat pembicaraan serius tentang masa 14 tahun silam. Salim tak menyangka bahwa kebenaran yang ia yakini dahulu, menjadi penyesalan terbesar bagi hidupnya yang akan berakhir 10 hari lagi.

Pendapatku setelah menonton...

Darah Daging merupakan salah satu film yang membuat dada saya sesak selepas keluar dari gedung bioskop. Jalan cerita yang sebenarnya tak terlalu istimewa, namun dapat disajikan dengan cara yang buat saya cukup menarik. Meski sepertiga film ini dipenuhi aksi tembak menembak dan kejar-kejaran yang bikin bosen, tapi masih berhasil menimbulkan rasa penasaran yang membuat saya tetap duduk bertahan.

sumber : disini
Durasi film ini sebenarnya termasuk singkat, hanya 84 menit. Itu pun karena banyaknya adegan yang ditampilkan secara slow motion. Bayangkan jika tidak, mungkin film ini hanya akan memakan waktu 60 menit saja. Cara film ini bertutur juga cukup menarik, di mana bukan dengan lontaran kalimat yang saling bersahutan namun banyak mengandalkan adegan flasback untuk membangun satu cerita  yang utuh. Darah Daging juga sepi dari percakapan berisi pesan moral atau nasihat orang tua terhadap masa depan anak-anaknya.

Tak perlu membandingkan scene tembak menembak di film ini dengan hasil karya para sineas Hollywood. Wajar saja jika terlihat kurang alami, toh yang diceritakan adalah para perampok amatir yang sebelumnya hanya bekerja sebagai kuli kasar di proyek perumahan.

sumber : disini
Oiya, plot twist di film ini cukup menjanjikan untuk menjawab semua pertanyaan yang timbul di benak para penonton. Sudah bisa saya tebak sebenarnya, namun sempat tak cukup memberi keyakinan bahwa memang itulah yang sungguh terjadi.

Sekarang pertanyaannya adalah, "Sudah sejauh apa saya memberi bukti kasih sebenarnya tanpa banyak kata-kata?"

Judul               : Darah Daging
Sutradara        : Sarjono Sutrisno
Rilis                : 5 Desember 2019
Genre              : Drama, Action
Produser          : Sarjono Sutrisno,
Produksi          : Skylar Pictures
Distributor       : -
Durasi              : 84 menit
Pemain             : Ario Bayu, Tanta Ginting, Donny Alamsyah, Estelle Linden, Arnold Leonard, Rangga Nattra, Karina Suwandi

21 komentar untuk "Darah Daging 2019 : Bukti Kasih Sebenarnya"

  1. Kapan tayang nih di Lumajang yak. Kebetulan di Lumajang ada bioskop baru hehe.

    Tapi kalau genre action sih aku tungguin banget nih film. Secara kualitas film Indonesia makin hari makin keren sih.

    BalasHapus
  2. Galfok aku tu, jadi yang ada dalam benakku tadi ketika membaca judulnya, ini semacam anak yang tak diakui oleh kedua orangtuanya gitu.

    BalasHapus
  3. Ooooi...kirain tadinya darah daging agak berbau horor dan klenik gitu jadi enggan nonton...tapi perampokan... hmmm ..menarik juga

    BalasHapus
  4. Semoga film di indonesia terus menerus menjadi tuan rumah di negaranya sendiri.

    BalasHapus
  5. Aku termasuk jarang nih nonton di bioskop. Kayaknya bagus reviewnya. Apalagi ada Ario Bayu. Hehe...

    BalasHapus
  6. Ulasannya bikin penasaran akan kelanjutan cerita soalnya cuma gambaran sebagian cerita saja. Maksudnya apa? Yah, harus nonton sendiri.
    Saya pikir film "Darah Daging" tentang apa, ternyata tentang perampokan bank. Kirain tentang horor atau drama keluarga karena judulnya gitu.

    BalasHapus
  7. Belum menonton sih filmnya. Tetapi melihat review akun bagus di Youtube, jadi urung soalnya banyak banget pertanyaan tentang film ini yang seharusnya menjadi perbaikan. Walaupun pesan moral yang disampaikan bagus, saya nyerah deh kalau ada detail-detail dasar yang disajikan pembuat film tapi justru merusak kelogisan filmnya.

    BalasHapus
  8. Mungkin akan lebih seru kalau pemain filmnya ada Iko Uwais ya. Apalagi genrenya cocok, action.

    BalasHapus
  9. Oalah, ini tuh film drama action ya kak. Aku kira tuh horror. Kalo horror aku ogah banget secara hidup aja kan kdg horror yaa. 😂 Bolehlah masukin list wajib nonton

    BalasHapus
  10. Wah kmren liat thriller nya kayaknya seru. Palagi ada tanta ginting sama aryo Bayu. Penasaran aku mbak lgsg ngepoint tiket bioskop online hihi

    BalasHapus
  11. Wow action seru nie pastinya, padahal kalau aku liat dari judul itu mungkin orangtua dengan anak terus duit berarti yang dikasih makan ke anaknya ternyata tidak seperti itu...thanks reviewnya aku harus tonton ini

    BalasHapus
  12. Waduh, aktor-aktornya kece yaaaa, udah pasti filmnya kece ini. Gak sabar nunggu muncul di Catchplay Indihome. Belum bisa ke bioskop karena ada 2 baby kembar yg harus dijaga. Jadi ini jatuhnya action drama ya mba. Makasih ulasannya.

    BalasHapus
  13. Oke, kali ini saya membaca ulasan mbak dan tidak nemu spoiler yang banget2. InsyaAllah saya mo lihat juga ah.

    BalasHapus
  14. aduh mba aku idem sama salah satu yang komen di atas. Awalnya aku pikir ini film tentang anak yang tidak diakui hehehe. Ternyata tentang kasih sayang anak kepada ibunya. Mereka rela melakukan apa pun walaupun membahayakan dan melanggar hukum ya. Jadi penasaran ingin nonton sendiri :)

    BalasHapus
  15. hoo akhirnya indonesia punya fim action lagi
    jadi penasaran dengan plotnya apakah bisa terjalin dengan baik
    soalnya biasanya karena fokus ke aksi, jadi banyak plothole

    BalasHapus
  16. Begitulah, terkadang niat baik dilaksanakan dg cara yg tidak baik. Akhirnya membawa kekhawatiran tersendiri. Pingin nonton jdnya stlh baca reviunya Mba Endah

    BalasHapus
  17. Minggu kemarin komunitas blogger kami diundang untuk nonton film ini, sayang gak bisa datang. Tapi baca sinopsis setidaknya bisa ngobatin kecewa

    BalasHapus
  18. sempat lihat undangan ini di twitter yg diunggah salah satu teman blogger, eh ternyata mba endah juga di undang yah? lihat list pemainnya sepertinya bakal keren nih, nonton ah..

    BalasHapus
  19. Ide yang diangkat cukup menarik, berarti cewek yang datang menemui Salim itu di akhir kisah ya Mbak?

    Film Indonesia seperti Darah Daging ini layak untuk diapresiasi.

    BalasHapus
  20. Ehmm, kapan ya bisa nonton bioskop lagi. Terakhir filmnya desta n Vincent kemarin itu. Okelah, setidaknya udah punya gambaran nih kayak apa darah daging. Kira2 pak suami mau diajak nonton gak ya? Thanks reviewnya, yak

    BalasHapus
  21. Belum nonton nih filmnya. Tapi kalau seperti yang mbak bilang banyak tayangan bak bik buku nya... idih takuut

    BalasHapus