Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bumi Itu Bulat : Kisah Tentang Toleransi Yang Semakin Mahal

Gambar mungkin memiliki hak cipta



Judul                     : Bumi Itu Bulat
Genre                   : Drama
Rilis                        : 11 April 2019
Sutradara            : Ron Widodo
Produksi              : Inspiration Pictures, Astro Show, GP Anshor, Ideosource Entertainment
Produser             : Robert Ronny
Durasi                   : -
Pemain                 : Rayn Wijaya, Qausar Harta, Alldy Rialdi, Kenny Austin, Febby Rastanty, Rania Putrisari, Mathias Muchus, Christine Hakim, Ria Irawan

Sinopsis

Rahabi (Rayn Wijaya) memiliki mimpi untuk membawa Rujak Acapella, grus musik acapella yang ia dirikan bersama teman-temannya, masuk dapur rekaman. Seorang produser (Arie Kriting) setuju mengorbitkan Rujak Acapella dengan syarat Rahabi dapat membujuk Aisha (Febby Rastanty), seorang penyanyi remaja yang telah berhenti dari dunia tarik suara, untuk bergabung.

Gambar mungkin memiliki hak cipta
Konflik berawal dari ketidaksukaan Aisha atas kehadiran Markus (Kenny Austin), seorang Tionghoa Kristen, dalam grup. Dalam keyakinan Aisha, seorang muslim tak pantas menjalin pertemanan yang akrab dengan orang selain islam. Rahabi yang begitu antusias untuk mewujudkan mimpinya menjadi penyanyi yang sukses berusaha semampunya untuk membujuk Aisha. Wajar saja, ia yang selama ini mengambil tanggung jawab untuk membiayai pendidikan sang adik karena sang ayah terlalu sibuk dalam Organisasi Milisi Islam (Banser).


Gambar mungkin memiliki hak cipta
Dalam usahanya membujuk Aisha, Rahabi kemudian diberi sebuah syarat untuk dapat melakukan wawancara dengan Melinda (Ria Irawan), seorang dosen yang dipecat karena dianggap telah menyebarkan paham kebencian, sebagai konten untuk blog pribadinya.

Gambar mungkin memiliki hak cipta
Nyatanya usaha untuk menemui Melinda tak mudah untuk Rahabi dapatkan. Berbagai buku yang harus ia baca dan beberapa kegiatan yang bertentangan dengan hatinya, harus ia lakukan demi sebuah wawancara. Namun ketika syarat Aisha telah ia penuhi, mimpinya justru beranjak pudar. Rujak Acapella terancam bubar.

Tema yang Berani

Mengambil tema toleransi antar umat beragama di tengah kondisi bangsa yang masih panas ini, film Bumi Itu Bulat terhitung mengambil langkah yang cukup berani. Kita perlu memberi apresiasi bagaimana film ini tak terjebak untuk condong ke salah satu pihak. Dialog antar tokoh terlontar dengan porsi yang cukup dan normal. Bahkan pada adegan adu argumen untuk mempertahankan pendapat, semua terdengar memiliki dasar logika yang  sama-sama masuk akal. Salam hormat untuk Andre Supangat sebagai penulis.


Dukungan Jenahara Nasution dalam tim wadrobe juga perlu diapresiasi.  Febby yang dalam kesehariannya tak menggunakan jilbab pun tampil dengan rapi, modis, namun tetap syar’i. Begitu pun dengan Rahabi, sebagai  pria muda yang menjadi tokoh utama, ia tak perlu tampil dengan celana jeans dan T-Shirt untuk menonjolkan gaya sebagai anak muda yang gaul.

Hal lain di yang saya suka dari film ini misalnya bahwa dalam dialog anatar tokoh tak melulu harus diselipkan kalimat-kalimat bijak. Bahkan Mathias Muchus, meski menjadi satu-satunya pria dewasa yang berperan sebagai orang tua, ia justru menampilkan sosok ayah yang tak malu terlihat ragu-ragu, gugup, dan lemah. Ya, film ini terasa sangat dekat dari berbagai unsur yang melekat padanya.

Kesimpulan

Menyematkan judul yang cukup berat membuat saya hampir saja pesimis terhadap film ini. Namun banyak detail yang justru membuat saya suka secara keseluruhan. Dan satu-satunya yang saya sayangkan dalam film ini adalah penampilan Rujak Acapella yang kurang meyakinkan sebagai sekelompok penyanyi. Tentu saja ini hanya pendapat pribadi sebagai orang yang pernah belajar pada kelompok paduan suara selama tiga tahun. 

Posting Komentar untuk "Bumi Itu Bulat : Kisah Tentang Toleransi Yang Semakin Mahal"